CARA MENENTUKAN HARI BAIK PERNIKAHAN MENURUT PRIMBON JAWA

CARA MENENTUKAN HARI BAIK PERNIKAHAN MENURUT PRIMBON JAWA

Dalam menentukan hari baik pernikahan menurut Primbon Jawa, maka prinsipnya adalah dari “yang lebih besar ke kecil.” Artinya adalah dari cakupan waktu yang lebih besar terlebih dahulu, kemudian semakin kecil. Dalam hal ini kita mulai dari tahun menurut windu. Berdasarkan perhitungan Jawa, terdapat delapan nama tahun; yakni Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir. Kita akan mencoret hari yang buruk satu persatu berdasarkan urutan kriteria-kriteria di bawah ini.

A. PEMILIHAN BULAN

Menurut Primbon Jawa terdapat bulan-bulan yang buruk berdasarkan masing-masing tahun di atas. Berikut ini adalah daftarnya.
.
Alip, bulan 1 (Sura)
Ehe, bulan 1 (Sura), 2 (Sapar), 6 (Jumadilakir), 7 (Rejeb), 8 (Ruwah), dan 10 (Sawal)
Jimawal, bulan 7 (Rejeb), 8 (Ruwah), dan 10 (Sawal)
Je, bulan 4 (Bakdamulud), 5 (Jumadilawal), 6 (Jumadilakir), 7 (Rejeb), 8 (Ruwah), 9 (Pasa), dan 12 (Besar)
Dal, bulan 6 (Jumadilakir), 7 (Rejeb), 9 (Pasa), dan 10 (Sawal)
Be, bulan 6 (Jumadilakir) dan 12 (Besar)
Wawu, bulan 2 (Sapar), 3 (Mulud), 4 (Bakdamulud), 5 (Jumadilawal), dan 9 (Pasa)
Jimakir, bulan 3 (Mulud), 5 (Jumadilawal), 7 (Rejeb), 8 (Ruwah), 10 (Sawal), dan 12 (Besar)

Jadi jika pernikahan hendak dilangsungkan pada tahun Ehe, maka bulan 1, 2, 6, 7, 8, dan 10 kita coret.

Selain itu, masih ada kriteria lain, bulan yang tidak terdapat hari Selasa Kliwon (Anggarakasih), dimana bulan-bulan itu tidak boleh diselenggarakan bagi pernikahan.

Alip, bulan Jumadilakir, Besar.
Ehe, bulan Rejeb
Jimawal, bulan Sura dan Ruwah
Je, bulan Sapar dan Ruwah
Dal, bulan Mulud dan Pasa
Be, bulan Jumadilawal
Wawu, bulan Rabingulakir dan Dulkangidah
Jimakir, bulan Jumadilawal.

Jadi pada tahun Ehe, setiap bulan Rejeb akan kita coret.

Terdapat bulan yang terbaik dalam masing-masing tahun. Jika memungkinkan pernikahan diselenggarakan pada bulan-bulan berikut.
.
Alip, bulan 9 (Pasa) dan 11 (Dulkaidah)
Ehe, bulan 4 (Bakdamulud), 9 (Pasa), 1 1 (Dulkaidah), dan 12 (Besar)
Jimawal, bulan 1 (Sura), 2 (Sapar), 3 (Mulud), 5 (Jumadilawal), dan 12 (Besar)
Je, bulan 1 (Sura), 2 (Sapar), 3 (Mulud), 10 (Sawal), dan 11 (Dulkaidah)
Dal, bulan 2 (Sapar), 3 (Mulud), 8 (Ruwah), dan 11 (Dulkaidah)
Be, bulan 1 (Sura), 2 (Sapar), dan 7 (Rejeb)
Wawu, bulan 1 (Sura), 10 (Sawal), 11 (Dulkaidah), dan 12 (Besar)
Jimakir, bulan 1 (Sura) dan 11 (Dulkaidah).

Jika memungkinkan, bulan-bulan di atas boleh dipilih. Namun bulan-bulan yang tidak tergolong buruk walaupun bukan terbaik, boleh dipilih.

Masih terdapat lagi apa yang disebut Larangan Sasi, yakni bulan yang kurang baik pada masing-masing tahun.

Alip: bulan Jumadilakir dan Dulkaidah.
Ehe: bulan Rabingulawal dan Pasa
Jimawal: Mulud dan Besar
Je: Sura dan Sawal
Dal: Ruwah
Be: Sapar dan Rejeb
Wawu: Jumadilawal
Jimakir: Sura dan Dulkaidah.

Anehnya terdapat kontradiksi sini, pada tahun Alip menurut daftar sebelumnya bulan Dulkaidah dianggap baik; tetapi berdasarkan Larangan Sasi, bulan tersebut dianggap buruk. Oleh karenanya, jika hendak menggunakan juga kriteria Larangan Sasi, maka bulan Dulkaidah juga perlu dicoret.

B. PEMILIHAN HARI.

Selanjutnya Primbon Jawa, terdapat hari Saptawara (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, serta Minggu) dan Pancawara (Pon, Wage, Kliwon, Legi, serta Pahing).

Berikut ini terdapat hari yang sudah sifatnya jelek, dibagi menjadi hari jelek dan sangat jelek.
Hari jelek: Minggu Pahing, Sabtu Pon, Jumat Wage, Selasa Kliwon, Senin Legi, dan Kamis Wage.
Hari sangat jelek: Rabu Lebi, Minggu Pahing, Kamis Pon, Selasa Wage, dan Sabtu Kliwon.

Hari-hari di atas perlu kita coret terlebih dahulu.

Selanjutnya terdapat hari yang kurang baik dalam masing-masing tahun tersebut. Hari-hari yang kurang baik itu disebut kunarpaning warsa (kita singkat “k”) dan sangaring warsa (kita singkat “s”). Berikut ini adalah daftarnya.

Alip: Sabtu Pahing (k) dan Jum’at Legi (s)
Ehe: Kamis Pahing (k) dan Selasa Kliwon (s)
Jimawal: Senin Pagi (k) dan Minggu Kliwon (s)
Je: Jumat Legi (k) dan Kamis Wage (s)
Dal: Rabu Kliwon (k) dan Senin Pon (s)
Be: Minggu Wage (k) dan Sabtu Legi (s)
Wawu: Kamis Pon (k) dan Rabu Pahing (s)
Jimakir: Selasa Pon (k) dan Minggu Legi (s).

Jadi, jika ingin menyelenggarakan pernikahan pada tahun Ehe, maka kita mengutamakan bulan yang baik, yakni 4, 9, 11, dan 12. Namun bulan-bulan selain 1, 2, 6, 7, 8, dan 10 boleh digunakan; hanya saja yang terbaik adalah 4, 9, 11, dan 12.

Kita mencoret setiap hari Kamis Pahing dan Selasa Kliwon pada bulan 4, 9, 11, dan 12.

Lebih jauh lagi, pada masing-masing bulan terdapat hari-hari yang baik bagi berbagai kegiatan. Hari-hari tersebut digolongkan menjadi Sasi Rahaju (disingkt r) dan Sasi Sardju (dsingkat sa). Berikut ini adalah daftarnya.
.
Besar (12), Sura (1), dan Sapar (2): Rabu dan Kamis (r), Jumat (sa).
Mulud (Rabingulawal, 3), Rabingulakir (4), Jumadilawal (5): Jumat (r), Sabtu dan Minggu (sa).
Jumadilakir (6), Rejeb (7), Ruwah (8): Sabtu dan Minggu (r); Senin dan Selasa (sa).
Pasa (9), Sawal (10), Dulkaidah (11): Senin dan Selasa (r); Rabu dan Kamis (sa).

Oleh karenanya, pada tahun Ehe, setiap hari Kamis Pahing dan Selasa Kliwon, bulan 4, 9, 11, dan 12 sudah kita coret. Apabila dipilih bulan ke 4, maka dapat dipilih Jumat, Sabtu, dan Minggu.

Primbon Jawa juga masih mempunyai apa yang dinamakan hari Taliwangke, yang buruk pada masing-masing bulan.

Sura: Rabu Pahing
Sapar: Kamis Pon
Rabingulawal: Jumat Wage
Rabingulakir: Sabtu Kliwon
Jumadilawal: Senin Kliwon
Jumadilakir: Selasa Legi
Rejeb: Rabu Pahing
Ruwah: Kamis Pon
Pasa: Jumat Wage
Sawal: Sabtu Kliwon
Dulkaidah: Senin Kliwon
Besar: Selasa Legi

Kini kita tiba pada pemilihan hari berdasarkan Wuku.
.
Terdapat hari Taliwangke atau hari buruk berdasarkan Wuku: Wuye, hari Senin Kliwon; wuku Wayang hari Selasa Legi; wuku Landep hari Rabu Pahing; wuku Warigalit hari Kamis Pon; wuku Kuningan hari Jumat Wage; wuku Kuruwelut hari Sabtu Kliwon.
Selain Taliwangke terdapat lagi hari Samparwangke yang juga kurang baik. Penentuannya juga didasari Wuku: Warigalit hari Senin Kliwon; Bala hari Senin Legi; Langkir hari Senin Pahing; Sinta hari Senin Pon; Tambir hari Senin Wage.

C. PEMILIHAN TANGGAL

Kita beralih pada tanggal-tanggal yang buruk pada masing-masing bulan.
Sura: 17, 27, 11, dan 14
Sapar: 19, 22, 1, dan 20
Rabingulawal: 13, 23, 10, dan 15
Rabingulakir: 15, 25, 10, dan 20
Jumadilawal: 16. 26, 10, dan 11
Jumadilakir: 11, 21, 3, dan 14
Rejeb: 12, 22, 11, dan 12
Ruwah: 14, 24, 19, dan 28
Pasa: 15, 25, 10, dan 20
Sawal: 17, 27, 2, dan 20
Dulkaidah: 11, 21, 6, dan 12
Besar: 13, 23, 1, dan 20.

Tanggal di atas pada masing-masing bulan harus dicoret.

Namun masih ada kriteria-kriteria lainnya.

Terdapat apa yang disebut tanggal naas pada masing-masing bulan:

Sura, tanggal 11 dan 6.
Sapar, tanggal 1 dan 20.
Rabingulawal, tanggal 10 dan 20.
Rabingulakir, tanggal 10 dan 20.
Jumadilawal, tanggal 1 dan 11
Jumadilakir, tanggal 10 dan 14
Rejeb, tanggal 2 dan 14
Ruwah, tanggal 12 dan 13
Pasa, tanggal 9 dan 20
Sawal, tanggal 10 dan 20
Dulkaidah, tanggal 12 dan 13
Besar, tanggal 6 dan 10.

Terdapat pula kriteria tanggal sangar pada masing-masing bulan”

Sura, tanggal 13
Sapar, tanggal 10
Rabingulawal, tanggal 8
Rabingulakir, tanggal 28
Jumadilawal, tanggal 28
Jumadilakir, tanggal 18
Rejeb, tanggal 18
Ruwah, tanggal 26
Pasa, tanggal 24
Sawal, tanggal 2
Dulkangidah, tanggal 28
Besar, tidak ada.

Masih ada lagi kriteria yang disebut Bangas Padewan. Tanggal-tanggal ini juga tidak boleh dipergunakan bagi pernikahan:

Sura, tanggal 11
Sapar, tanggal 20
Rabingulawal, tanggal 1 dan 15
Rabingulakir, tanggal 10 dan 20
Jumadilawal, tanggal 10 dan 11
Jumadilakir, tanggal 10 dan 14
Rejeb, tanggal 13 dan 27
Ruwah, tanggal 4 dan 28
Pasa, tanggal 7 dan 20
Sawal, tanggal 10
Dulkangidah, tanggal 2 dan 22
Besar, tanggal 6 dan 20

Berikut ini adalah hari-hari naas yang hanya terdapat di bulan-bulan khusus saja dan disebut naas para nabi: Sura, tanggal 13; Rabingulawal, tanggal 3; Rabingulakir, tanggal 16; Jumadilawal, tanggal 5; Pasa, tanggal 21; Dulkangidah, tanggal 24; Besar, tanggal 25.

D. PEMILIHAN JAM

Berikut ini adalah jam-jam yang baik, berdasarkan tanggal:

1, 6, 11, 16, 21, 26: jam 6-8.23, jam 10.18-1.11 (biasa), jam 1.12-3.35
2, 7, 12, 17, 22, 27: jam 8.24-10.17 (biasa), 10.18-1.11, 3.36-5.59
3, 8, 13, 18, 23, 28: jam 6-8.23 (biasa), 8.24-10.17, 1.12-3.35
4, 9, 14, 19, 24, 29: jam 6-8.23, jam 10.18-1.11, 3.36-5.59 (biasa)
5. 10, 15, 20, 25, 30: jam 8.24-10.17, jam 1.12-3.35 (biasa), jam 3.36-5.59.

Jam yang baik berdsarkan pasaran:
Legi: jam 6-10.17
Pahing: jam 6-1.11
Pon: jam 6-8.23, 1.12-5-59
Wage: jam 10.18-5.59
Kliwon: jam 8.24-3.35

Demikianlah alur pemilihan hari baik bagi pernikahan menurut Primbon Jawa, yang dalam hal ini diambil dari Primbon Betaljemur.

E. PERBANDINGAN DENGAN PRIMBON LAIN

Kita akan membandingkannya dengan Primbon lain.

Primbon Sabda Guru (halaman 37), juga memuat daftar yang hampir sama terkait kunarpaning warsa dan sangaring warsa. Hanya saja terdapat satu perbedaan dengan Primbon Betaljemur, yakni sangaring warsa pada tahun Be. Primbon Betaljemur mencantumkan Sabtu Legi (halaman 6), sedangkan Primbon Sabda Guru mencantumkan Sabtu Pon. Apakah kemungkinan ini adalah salah cetak? Perbedaan lain, adalah pada bulan yang tidak ada hari Anggara Kasihnya. Primbon Betaljemur mencantumkan Jumadilawal, sedangkan Primbon Sabda Guru (halaman 33) mencantumkan Rabingulakir. Tanggal naas para nabi juga terdapat satu perbedaan saja, yakni bulan Besar, Primbon Betaljemur mecantumkan 5, sedangkan Primbon Sabda Guru (halaman 35) mencantumkan 5.

Anehnya, Primbon Pusaka Guru, halaman 55-56 justru memuat hari baik dan buruk yang berkebalikan dengan Primbon Betaljemur. Jadi, jika Primbon Betaljemur menyatakan bahwa pada tahun Alip bulan Sura adalah buruk, maka Primbon Pusaka Guru justru menyatakan baik.

Primbon Puspa Wahju memiliki perhitungan berbeda, terkait hari-hari buruk. Sebagai contoh:

Sawal: Jumat Wage, Sabtu, dan Minggu, Jumat disebut Sangar bulan. Tanggal yang buruk adalah 2 dan 10.

Dengan demikian, terjadi perbedaan di sini. Oleh karenanya, hal ini perlu mendapatkan penelitian lebih lanjut. Barangkali para pakar primbon perlu berkumpul dan meneciptakan suatu primbon standar. Kesalahan-kesalahan lama perlu diperbaiki.



Sumber : Asli Astrologi Ivan Taniputera 9maret2020

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel